Cari Blog Ini

Rabu, 10 Agustus 2011

Kesalahan Orang Berpuasa


Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan dan kedamaian tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia, serta penerus risalahnya hingga hari akhir nanti.

Saudaraku,
Sesungguhnya setiap ibadah mempunyai dua potensi yang selalu beriringan satu sama lainnya. Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita yang akan kita panen di kampung akhirat nanti. Tapi sisi lain, jika kita tidak memenuhi syarat, adab dan rukunnya bisa jadi sebuah ibadah justru menjadi fitnah bagi kita di hari akhir nanti. Naudzu billah min dzalika ...
Contoh yang paling jelas dalam masalah ini terdapat dalam sebuah ayat yang sudah sama-sama kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan ancaman Allah SWT kepada orang-orang yang shalat. Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia :
“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya” (QS Al Maun 3)
Ayat di atas begitu lugas mengingatkan pada kita bahwa sholat bisa menjadi fitnah dan ancaman di akhirat nanti saat kita menjalankan tidak sesuai aturannya.

Saudaraku,
Lalu bagaimana dengan ibadah puasa Ramadhan kita ? Apakah ada ancaman tentang puasa yang kita jalankan ? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita dengan gamblang tentang bahayanya orang berpuasa jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Dalil pertama, Rasulullah SAW telah memberikan prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa tanpa hasil apapun keculai hanya lapar dahaga. Beliau bersabda dari lisannya yang mulia :
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.

“ Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR An-NAsai)

Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala. Peringatan berikutnya adalah dalam lafadz doa Jibril alaihissalam, dimana ia mendoakan keburukan kepada mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Diriwayatkan dalam hadits yang panjang :

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin” (HR Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Albani )

Naudzu billah tsumma naudzu billah ... ibaratnya dalam pepatah bahasa kita, sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan sudah merupakan musibah luar biasa, belum lagi ditambah doa laknat dati Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah SAW yang mulia ..!. Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam dua hadits yang saya sebutkan di atas.

Saudaraku,
Rasanya menjadi penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Setidaknya ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.

Pertama : Mereka yang berpuasa tanpa keikhlasan
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sudah sangat populer di telinga kita : Innamal a’maalu binniyaaat. Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya ....( HR Muttafaqi Alaih). Maka berpuasa tanpa keikhlasan ibaratnya surat perjanjian tanpa stempel dan materai, menjadi tidak berlaku dan sia sia begitu saja. Pertanyaannya adalah, puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas, karena ia merupakan ibadah antara seorang hamba dan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R. Bukhari).

Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin dianggap, dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa. Bisa jadi karena ewuh pakewuh dengan mertua, atau takut dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh meluruhkan pahala puasa yang mulia. Ada pula orang yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja ini lebih banyak terjadi pada anak-anak kita yang mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu menyelesaikan puasa dengan sempurna. Selain itu, ada juga yang berpuasa dengan bersemangat, bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan berat badan. Sungguh ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala.

Saudaraku,
Yang kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Maka marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan memahami sepenuhnya hukum-hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji dan bertanya, agar bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadahnya dengan keyakinan yang nyaris sempurna.

Saudaraku
Golongan orang berpuasa yang celaka ketiga adalah mereka yang berpuasa hanya dari makan minum dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan puasa. Barangkali kita perlu mengingat lebih dalam himbauan rasulullah SAW berkaitan dalam masalah ini :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhori)
Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu dan emosinya. Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.

Saudaraku,
Yang keempat adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang bertaburan berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah bulan musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda tentang bulan mulia ini : “(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan ( HR Ahmad)

Golongan ini berpuasa tetapi tidak menjalankan tarawih, tilawah dan tadarus. Tidak pula berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa. Atau tidak pula menyempatkan diri untuk i’tikaf dan amal kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di malam hari.

Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya. Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka. Wallahu a’lam bisshowab

Banyak kurangnya dari saya pribadi, ada benarnya dari Allah SWT

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Salam Kerja Keras..!!
Selalu berfikir positif..!!!
Sukses untuk Anda

Rabu, 20 Juli 2011

Sekolah untuk Apa?

Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”.

Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.

Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.

Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun.

Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serbasulit ini?

Kesadaran Membangun SDM

Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke berbagai negara maju.

Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ.

Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.

Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa.

”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik.

Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? ”Mudah saja,” ujar dekan itu. ”Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.

Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru.

Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan.

Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek.

Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.

Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri.

Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? ”Undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di Selandia Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? ”Itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putra sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga.

Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan.

Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur.

Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masingmasing. Bagi mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai.

Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Bayangkan, bukankah citacita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super.Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan komputer.

Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung hingga S-3 di Amerika.

Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi tak ada masalah kok!

Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala resources.

Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning.

Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, ”Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.

Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih baik.

RHENALD KASALI Ketua Program MM UI

Salam Kerja Keras..!
Selalu berfikir Positif..!!
Sukses untuk anda

Senin, 20 Juni 2011

Bagaimana Orang "bodoh" menjadi kaya?

Untuk menjadi makmur anda tidak membutuhkan qualifikasi ataupun ijasah. Anda tidak bisa mendapatkan sertifikat atau ijasah "KAYA" atau "MAKMUR". Menekuni dunia pendidikan formal tidak mengajari anda untuk menjadi kaya. Bahkan pada kenyataannya lebih sering menghasilkan sebaliknya. Tidak usah diperdebatkan, namun coba lihat sekitar kita. Banyak sarjana menganggur dan mendapatkan pekerjaan yang sangat buruk.
Kalau anda DROP OUT, maka jangan bersedih. Banyak tokoh dunia yang sangat sukses adalah manusia golongan DROP OUT. Saya tidak bermaksud membuat anda yang sudah sarjana S1 atau juga S2 dan S3 menjadi kecewa, namun justru saya mengajak anda untuk lepas dari ikatan IJASAH anda, jika Title anda justru menghambat kecemerlangan diri anda.
Kemakmuran boleh untuk siapa saja yang memiliki keinginan kuat dan mimpi yang tinggi. Mereka yang mau belajar rules of the games dari permainan kemakmuran itu. Gunakan spirit "can do" untuk hari hari anda ke depan.
Jadi lupakan IJASAH anda, namun jangan lupakan apa yang anda inginkan, senangi dan mengenali kemampuan anda. Jika anda berbangga dengan IJASAH, sedang kemampuan diri anda rendah, apalagi terhadap ilmu yang menempel pada ijasah anda (Tidak singkron dengan ilmu yang anda ambil) maka hal ini bisa menjadi jabakan seumur hidup.
Saya menyadari kalimat saya ini bisa sangat kontroversial, namun memang demikian kebanyakan orang berpendidikan yang saya survey maupun berkonsultasi dengan saya. Ok coba anda renungkan orang orang berikut ini:
Hendry Ford hanya sixth grade, Thomas Edison hanya sekolah tiga bulan, Abraham Lincoln gagal terus, JK Rowling ikut ibunya bergelandangan, Bill Gate (Microsoft) DO, Steve Job (Apple) DO, Kerry Packer orang terkaya di Australia, Tidak lulus SMA dan dijuluki Idiot. Frank Lowy terkaya ke dua di Australia hanya sekolah 6 tahun. Di negeri kita anda juga mengamati puluhan konglomerat, banyak yang tidak mengenyam bangku kuliah. Bahkan termasuk juga mantan presiden kita.
Banyak dari kita terjebak dengan rencana panjang. Sekolah play group 2 tahun, TK 2 tahun, SD 6 Tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 Tahun, Kuliah 4 Tahun kemudian bekerja merintis dari staff. 20 tahunan lebih belajar dan setelah sepuluh tahun bekerja maka dalam janka waktu 30 tahun plus 5 tahun usia pra sekolah baru bisa mengenyam kehidupan layak. Itu pun jika berhasil. Menjadi manager dengan gaji 15 Juta per bulan.
Banyak sekali orang beranggapan prestasi cemerlang di sekolah identik dengan kemakmuran dan kesuksesan dalam kehidupan nyata. Ternyata tidak kan. Coba anda selidiki teman anda yang ranking 1 di sekolah atau sibadung yang suka berantem? Bagaimana kehidupannya. Atau anda selidiki mereka-mereka yang sukses besar..
Jangan salah sangka dengan uraian saya diatas. Schooling beda dengan education. Sekolah formal beda bukan tetap terus belajar. Jadi kita bisa terus belajar dan belajar tanpa harus ke sekolah atau kuliah. Banyak cara untuk belajar. Bagi anda yang saudara atau anak anda sedang ingin masuk kuliah dan tidak memiliki biaya atau tidak diterima, maka jangan terlalu gusar. Ada option lain yang justru sangat memberdayakan dan lebih sukses untuk menggapai kemakmuran.
Ijasah? Itu bisa menjadi kebanggaan semu yang justru menjebak dan menjerat jalan kesuksesan kita seumur hidup.
"It has been proven many times that how well you do at school, has no relevance to how you will do in the real world"
Mau bukti, anda bisa menghadiri reuni sekolah. Anda akan menemukan kejutan-kejutan. Mereka yang tidak menonjol dalam mata pelajaran atau nilai justru sangat dahsyat dalam menggapai kemakmuran dan kesuksesan. Dan anda akan menemui rekan-rekan bintang kelas menjadi sangat biasa-biasa saja.
Coba anda renungkan? Siapa yang paling bagus pendapatannya/incomenya saat ini?
Mereka adalah para entertainers. Bintang sinetron, bintang iklan, komedian, pembawa acara, pembicara publik, pemusik, rapper. Tidak banyak dari mereka yang prestasi sekolahannya bersinar terang. Tukul Arwana adalah bukti nyata.
Sahabat sukses....
Point yang ingin saya sampaikan kepada sahabat sukses adalah hanya satu, yaitu:
ADA OPTION LAIN UNTUK SUKSES SELAIN DARI JALUR PENDIDIKAN FORMAL DAN TERBUKTI JAUH LEBIH EFEKTIF. NAMUN BAGI MEREKA YANG SUKSES LEWAT JALUR NON PENDIDIKAN FORMAL, ADALAH ORANG ORANG YANG SELALU BELAJAR.
Sahabat sukses, tulisan ini didasari atas keluhan banyak orang tua yang bingung mencari kuliah untuk anaknya dan email-email sahabat yang sedikit putus asa mencari kerja, padahal mereka adalah sarjana-sarjana. Mudah-mudahan bisa memunculkan optimisme untuk sukses, walaupun anaknya tidak bisa kuliah.

Salam Kerja Keras..!
Selalu berfikir positif..!!!
Sukses untuk Anda

Minggu, 19 Juni 2011

Merendah itu Indah

Di satu kesempatan, ada turis asing yang meninggal di Indonesia. Demikian baiknya turis ini ketika masih hidup, sampai-sampai Tuhan memberikan kesempatan untuk memilih : surga atau neraka. Tahu bahwa dirinya meninggal di Indonesia, dan sudah teramat sering ditipu orang, maka iapun meminta untuk melihat dulu baik surga maupun neraka. Ketika memasuki surga, ia bertemu dengan pendeta, kiai dan orang-orang baik lainnya yang semuanya duduk sepi sambil membaca kitab suci. Di neraka lain lagi, ada banyak sekali hiburan di sana. Ada penyanyi cantik dan seksi lagi bernyanyi. Ada lapangan golf yang teramat indah. Singkat cerita, neraka jauh lebih dipenuhi hiburan dibandingkan surga.

Yakin dengan penglihatan matanya, maka turis tadi memohon ke Tuhan untuk tinggal di neraka saja. Esok harinya, betapa terkejutnya dia ketika sampai di neraka. Ada orang dibakar, digantung, disiksa dan kegiatan-kegiatan mengerikan lainnya. Maka proteslah dia pada petugas neraka yang asli Indonesia ini. Dengan tenang petugas terakhir menjawab : 'kemaren kan hari terakhir pekan kampanye pemilu". Dengan jengkel turis tadi bergumam : 'dasar Indonesia, jangankan pemimpinnya, Tuhannya saja tidak bisa dipercaya!'.

Anda memang tidak dilarang tersenyum asal jangan tersinggung karena ini hanya lelucon. Namun cerita ini menunjukkan, betapa kepercayaan (trust) telah menjadi komoditi yang demikian langka dan mahalnya di negeri tercinta ini. Dan sebagaimana kita tahu bersama, di masyarakat manapun di mana kepercayaan itu mahal dan langka, maka usaha-usaha mencari jalan keluar amat dan teramat sulit.

Jangankan dalam komunitas besar seperti bangsa dan perusahaan dengan ribuan tenaga kerja, dalam komunitas kecil berupa keluarga saja, kalau kepercayaan tidak ada, maka semuanya jadi runyam. Pulang malam sedikit, berujung dengan adu mulut. Berpakaian agak dandy sedikit mengundang cemburu.

Di perusahaan malah lebih parah lagi. Ketidakpercayaan sudah menjadi kanker yang demikian berbahaya. Krisis ekonomi dan konglomerasi bermula dari sini. Buruh yang mogok dan mengambil jarak di mana-mana, juga diawali dari sini. Apa lagi krisis perbankan yang memang secara institusional bertumpu pada satu-satunya modal : trust capital.

Bila Anda rajin membaca berita-berita politik, kita dihadapkan pada siklus ketidakpercayaan yang lebih hebat lagi. Polan tidak percaya pada Bambang. Bambang membenci Ani. Ani kemudian berkelahi dengan Polan. Inilah lingkaran ketidakpercayaan yang sedang memperpanjang dan memperparah krisis.

Dalam lingkungan seperti itu, kalau kemudian muncul kasus-kasus perburuhan seperti kasus hotel Shangrila di Jakarta yang tidak berujung pangkal, ini tidaklah diproduksi oleh manajemen dan tenaga kerja Shangrila saja. Kita semua sedang memproduksi diri seperti itu.

Andaikan di suatu pagi Anda bangun di pagi hari, membuka pintu depan rumah, eh ternyata di depan pintu ada sekantong tahi sapi. Lengkap dengan pengirimnya : tetangga depan rumah. Pertanyaan saya sederhana saja : bagaimanakah reaksi Anda ? Saya sudah menanyakan pertanyaan ini ke ribuan orang. Dan jawabannyapun amat beragam.

Yang jelas, mereka yang pikirannya negatif, 'seperti sentimen, benci, dan sejenisnya ', menempatkan tahi sapi tadi sebagai awal dari permusuhan (bahkan mungkin peperangan) dengan tetangga depan rumah. Sebaliknya, mereka yang melengkapi diri dengan pikiran-pikiran positif 'sabar, tenang dan melihat segala sesuatunya dari segi baiknya' menempatkannya sebagai awal persahabatan dengan tetangga depan rumah. Bedanya amatlah sederhana, yang negatif melihat tahi sapi sebagai kotoran yang menjengkelkan. Pemikir positif meletakkannya sebagai hadiah pupuk untuk tanaman halaman rumah yang memerlukannya.

Kehidupan serupa dengan tahi sapi. Ia tidak hadir lengkap dengan dimensi positif dan negatifnya. Tapi pikiranlah yang memproduksinya jadi demikian. Penyelesaian persoalan manapun 'termasuk persoalan perburuhan ala Shangrila' bisa cepat bisa lambat. Amat tergantung pada seberapa banyak energi-energi positif hadir dan berkuasa dalam pikiran kita.

Cerita tentang tahi sapi ini terdengar mudah dan indah, namun perkara menjadi lain, setelah berhadapan dengan kenyataan lapangan yang teramat berbeda. Bahkan pikiran sayapun tidak seratus persen dijamin positif, kekuatan negatif kadang muncul di luar kesadaran.

Ini mengingatkan saya akan pengandaian manusia yang mirip dengan sepeda motor yang stang-nya hanya berbelok ke kiri. Wanita yang terlalu sering disakiti laki-laki, stang-nya hanya akan melihat laki-laki dari perspektif kebencian. Mereka yang lama bekerja di perusahaan yang sering membohongi pekerjanya, selamanya melihat wajah pengusaha sebagai penipu. Ini yang oleh banyak rekan psikolog disebut sebagai pengkondisian yang mematikan.

Peperangan melawan keterkondisian, mungkin itulah jenis peperangan yang paling menentukan dalam memproduksi masa depan. Entah bagaimana pengalaman Anda, namun pengalaman saya hidup bertahun-tahun di pinggir sungai mengajak saya untuk merenung. Air laut jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sungai. Dan satu-satunya sebab yang membuatnya demikian, karena laut berani merendah.

Demikian juga kehidupan saya bertutur. Dengan penuh rasa syukur ke Tuhan, saya telah mencapai banyak sekali hal dalam kehidupan. Kalau uang dan jabatan ukurannya, saya memang bukan orang hebat. Namun, kalau rasa syukur ukurannya, Tuhan tahu dalam klasifikasi manusia mana saya ini hidup. Dan semua ini saya peroleh, lebih banyak karena keberanian untuk merendah.

Ada yang menyebut kehidupan demikian seperti kaos kaki yang diinjak-injak orang. Orang yang menyebut demikian hidupnya maju, dan sayapun melaju dengan kehidupan saya. Entah kebetulan entah tidak. Entah paham entah tidak tentang pilosopi hidup saya seperti ini. Seorang pengunjung web site saya mengutip Rabin Dranath Tagore : 'kita bertemu yang maha tinggi, ketika kita rendah hati'.

Salam Kerja Keras..!
Selalu berfikir Positif..!!!
Sukses untuk Anda

Sabtu, 18 Juni 2011

Word Class Manager

Buku World Class Manager (WCM) ini ditulis oleh Gerhard Plenert, seorang praktisi bisnis tingkat dunia yang telah berpengalaman di berbagai belahan dunia dan sekaligus sebagai akademisi yang menjabat direktur penelitian tentang produktivitas dan kualitas di University Brigham Young (yang sebelumnya di California State University). Pembahasan terasa dinamis dan mengalir bagaikan air pegunungan yang genercik yang menyejukkan. Secara dinamis, Plenert menuliskan bukunya kedalam 4 bagian yaitu tinjauan sebagai awal pembahasan, Strategi Kelas Dunia, Alat Manajemen Kelas Dunia, dan Ringkasan.
Dalam awal bukunya dia mensitir perkataan Philosof Yunani, Heraclitus:”tidak ada yang permanen, kecuali perubahan itu sendiri”. Untuk itu seorang World Class Manager adalah seorang manajer yang membuat perubahan itu terjadi dan bukannya seseorang yang sekedar dipengaruhi oleh perubahan. Seorang WCM mempunyai kapasitas untuk merencanakan perubahan, menggabungkan sistem yang memfasilitasi perubahan, memberdayakan (bukan memperdayakan) karyawan untuk membuat perubahan, dan memberikan penghargaan atas program perubahan yang sukses.
Ciri spesifik seorang WCM adalah inovator dan petualang. Dia adalah seorang pengambil risiko (risk taker) karena perubahan selalu melibatkan resiko. Untuk menjadi WCM, seseorang dituntut untuk mampu merencanakan, mengelola dan mengendalikan perubahan karena tidak semua perubahan merupakan perubahan yang positif. Namun, mencegah perubahan karena takut membuat kesalahan sama saja dengan memutuskan untuk tidak menjadi ber-Kelas Dunia. Seorang inovator dapat menjadikan sebuah masalah sebagai sebuah peluang dan tantangan. Dia sadar betul terhadap kekompakan sebuah team yang merupakan kekuatan sinergis yang luar biasa. Seorang innovator paham bagaimana sebuah peluang dijadikan program, aktivitas maupun proyek yang menguntungkan. Contoh tepat itu adalah bagaimana orang jepang menjadikan masalah besar dalam membangun industri negaranya pasca PD II menjadi sebuah peluang. Masalah yang mereka adalah uang tunai, lahan produksi, sumber daya alam dan kelebihan tenaga kerja. Dengan tekun dan gigih akhirnya mereka (orang-orang Toyota) berhasil menemukan teknologi proses (yang berorientasi pada efisiensi bahan bukan efisiensi tenaga kerja) yang terkenal dengan Just in Time (JIT). Mereka tidak menjiplak karena menjiplak akan menciptakan ketertinggalan, namun mereka sebagai inovator dan akhirnya kita akui sebagai leader berkelas dunia.
Untuk menjadi Manajer Kelas Dunia, seseorang harus menjadi Pribadi Kelas Dunia. Seorang Pribadi Kelas Dunia berusaha untuk tidak pernah melukai orang lain atau membuat orang lain tampak kecil dalam rangka membuat dirinya tampak hebat. Sehinnga seorang WCM tampak hebat karena dirinya memang hebat. Merka membangun diri mereka sendiri dengan membangun orang lain. Dengan demikian seorang WCM adalah seorang sahabat bagi karyawan-karyawannya. Itulah sebabnya mengapa kehidupan pribadi sangat berhubungan dengan manajemen.

Beberapa ciri seorang Manajer Kelas Dunia adalah mempunyai :
1. Integritas (etis dan teratur)
2. Standar dan Sistem nilai (berfokus pada sasaran, penuh kasih sayang, rendah hati, bermoral, taat).
3. Nilai Tambah bagi Masyarakat.
4. Pemimpin, bukan pejabat (patut diteladani, antusias, berkompromi, pengertian, sadar lingkungan, terbuka, menyenangkan, dan lain-lain.
Menjadi seorang WCM sudah layaknya mampu untuk berinteraksi terhadap aspek maupun fungsi perusahaan. Adapun fokus strategi perusahaan adalah mulai dari visi, misi, rencana strategis, sistem pengukuran dan motivasi, peningkatan mutu dan produktivitas sampai kebijakan teknologi dan program pelatihan. Sedang aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah pelanggaran, perubahan, nilai tambah dan penghilangan pemborosan, serta kepercayaan. Pemahaman fungsional perusahaan yang perlu dimengerti seorang WCM adalah interaksi pelanggan, pengembangan teknologi, proses produksi, logistik, dan fungsi lain seperti pengendalian mutu manajemen SDM, financial dan akuntansi, sistem informasi dan maintenance.
Menjadi seorang WCM tidak berarti kita harus menjadi manajer dari World Class Company (Perusahaan Kelas dunia). WCM dapat berada di mana saja dari non-profit organization maupun profit oriented organization, perusahaan medium sampai perusahaan kelas kakap, Perusahaan metropolitan atau Perusahaan pedesaan dan sampai perusahaan manufaktur sampai perusahaan jasa.
Kata akhir yang dapat disimpulkan dari seorang World Class Manager adalah seorang manajer yang mana kita senang dikelola olehnya.

Salam Kerja Keras !
Selalu berfikir Positif ..!!!
Sukses untuk anda