Cari Blog Ini

Sabtu, 24 November 2012

Terjebak Kebiasaan

Di dalam kehidupan ini sering kali kita terjebak pada suatu kebiasaan. Secara garis besar kebiasaan dibagi menjadi dua. Kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Tapi di sini tentu saya tidak akan memakai istilah “terjebak” untuk suatu kebiasaan yang baik. Karena, menjadikan hal-hal yang baik menjadi kebiasaan itu sangat sulit, sangat berat ujiannya dan sangat besar tantangannya. Kebiasaan-kebiasaan yang baik tersebut antara lain, menuntut ilmu agama atau mengaji dengan mengikuti kajian-kajian keislaman, melaksanakan ibadah-ibadah baik wajib maupun sunnah sesuai dengan tuntunan Rosulullah SAW, memperbanyak dzikir dengan mengingat Allah SWT, saling bersilaturahim, bermuamalah dengan akhlakul karimah dan lain sebagainya. Sedang kata terjebak dalam kebiasaan di sini, maksudnya terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Atau kebiasaan yang dinilai baik oleh manusia namun ternyata buruk di mata Allah SWT. Lho apa ada kebiasan-kebiasaan yang demikian ? Hal ini sudah di sinyalir Allah SWT dalam QS. Al Kahfi ayat : 103-106 قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا (١٠٣)الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (١٠٤)أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (١٠٥)ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا Katakanlah: “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang Telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. (QS. Al Kahfi [18] : 103-106) Dalam ayat 103 Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menanyakan kepada ummatnya, apakah mereka mau ditunjukkan tentang ciri-ciri orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : Pertama : orang yang paling merugi perbuatannya adalah orang yang melakukan amal perbuatan, kebiasaan-kebiasaan, yang mereka mengira bahwa apa yang mereka jalankan itu adalah hal yang sebaik-baiknya, akan tetapi di mata Allah amal-amal mereka itu sia-sia. (ayat 104). Mengapa sia-sia ? Kedua : karena mereka kufur dengan ayat-ayat Allah dan perjumpaan dengan Dia (hari Kiamat). Dalam melakukan amal-amal, perbuatan-perbuatan, kebiasaan-kebiasaan mereka mengkufuri, mengingkari, tidak mengindahkan apa yang digariskan dalam ayat-ayat Allah. Dengan kata lain, mereka melanggar ayat-ayat Allah. Mereka juga tidak mempercayai perjumpaan dengan Allah, atau hari kiamat. Sehingga dalam beramal mereka tidak menyadari bahwasannya Allah akan menilai segala amal dan perbuatan mereka. Sehingga orientasi amal-amal tersebut hanyalah keduniaan, hanya karena penilaian manusia, pujian manusia bahkan keuntungan-keuntungan yang sifatnya materialistis. Dengan demikian amal perbuatan dan kebiasaan yang mereka anggap sebaik-baiknya tersebut hapus, rusak, muspro karena Allah tidak menilainya pada hari Kiamat. (ayat 105) Ketiga, mereka menjadikan ayat-ayat Allah dan Rosul-Rosul sebagai olok-olok. Bisa jadi sebenarnya mereka juga mengetahui tentang ayat-ayat Allah dan sunnah Rosulullah. Tetapi apa yang diketahui dari Al-Qur’an dan As Sunnah itu tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, melainkan hanya sekedar bahan olok-olokan saja. Oleh karena itu balasan bagi mereka adalah neraka jahannam. (ayat 106) *** Dalam kehidupan ini ada tiga parameter tentang kebenaran. Pertama, bener-benere dewe, yaitu kebenaran hanya di ukur dengan dirinya sendiri. Kedua, bener-benere wong akeh, yaitu kebenaran yang diukur pandangan, pendapat, penilaian orang banyak. Ketiga, bener kang sejati, yaitu kebenaran yang diukur dengan nilai-nilai keIlahian (agama) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al Baqarah [2] ayat : 147) Kebenaran yang sejati adalah datang dari Allah, yaitu ajaran agama Islam. Dan tidaklah dinamakan agama Islam jika tidak berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Oleh karena itu sesuatu perbuatan, amalan, kebiasaan meskipun dinilai secara pribadi dan masyarakat baik dan benar, namun dalam kacamata agama belum tentu baik apalagi benar. Sesuatu amal perbuatan dan kebiasaan bisa dikatakan baik dan benar jika sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. *** Jangan Terjebak Kebiasaan Memang kalau sudah menjadi kebiasaan itu enak. Tetapi sebagai orang mengaji yang menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, harus bisa menilai apakah kebiasaan ini sesuai dengan tuntunan agama atau tidak. Jika kebiasaan itu sesuai dengan tuntunan agama maka bisa dilanjutkan, bahkan dilestarikan. Jika kebiasaan itu kurang pas dengan agama, bisa disesuaikan. Dan jika kebiasaan itu bertentangan dengan agama, baik secara syariat maupun aqidahnya, maka harus ditinggalkan. Sedang terhadap kebiasaan yang sudah berjalan di masyarakat, baik itu dilakukan secara pribadi, keluarga, maupun masyarakat luas, jika kita belum tau ilmunya maka hendaklah kita tidak mengikuti sebelum mengetahui ilmunya dengan jelas. Meskipun kebiasaan itu nampaknya baik, nampaknya benar, bahkan kental dengan nilai-nilai keislaman. Jangan sampai hanya karena mengikuti kebiasaan yang sudah ada kita terjebak pada kebiasaan yang kita belum tahu ilmunya, atau mungkin memang tidak ada ilmunya sama sekali, tidak ada dasar/dalil yang dapat dijadikan landasan hukum yang kuat. وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Israa’ [17] ayat 36) Jika sudah dianggap “BIASA” Sekarang ini terjadi pergeseran nilai tentang sesuatu dianggap biasa dan tidak biasa. Misalnya tentang pakaian yang tidak menutup aurat. Dahulu kalau ada wanita memakai rok mini atau baju you can see dianggap tidak biasa, tidak sopan, dianggap wanita nakal, binal, bahkan pakaian-pakaian seperti itu identik dengan pakaian – maaf agak kasar – pelacur. Dulu kita bisa membedakan mana wanita baik-baik dan wanita-wanita yang sedang mangkal mencari obyekan ketika mereka sama-sama berdiri di pinggir jalan. Tetapi sekarang sudah sulit membedakannya. Kalau sekarang kita merasa prihatin dengan cara berpakaian wanita yang mengumbar aurat, orang lain akan berkomentar : “Sekarang pakaian seperti itu sudah biasa”. Padahal dampak yang diakibatnya sangat fatal baik bagi diri wanita tersebut maupun bagi laki-laki yang tidak mampu menahan syahwatnya. Dahulu, jika ada gadis hamil sebelum nikah, sudah dipandang sebagai aib, baik bagi si gadis, laki-laki yang menghamili, keluarga dan masyarakatnya. Tapi kini sudah dianggap biasa. Bahkan kalau ada remaja yang berusaha membentengi dirinya dari pergaulan bebas, karena takut akan terjerumus ke dalam dosa yang besar, sehingga dia tidak punya teman berkencan atau pacar, justru dianggap ketinggalan zaman. Na’udzubillah. Masih banyak lagi dosa-dosa yang sudah dianggap biasa. Oleh karenanya kita harus rajin mengaji Al Qur’an dan Assunnah agar diri kita tidak terjebak pada kebiasaan-kebiasaan yang menjerumuskan kita ke dalam neraka Jahannam. *** Ada cerita tentang seorang musafir yang datang dari negeri Arab ke tanah Jawa. Sampai di Jawa, musafir tersebut membutuhkan seekor kuda sebagai kendaraannya. Dia membeli seekor kuda kepada orang Jawa. Setelah terjadi kesepakatan di antara keduanya, musafir tersebut segera menaiki kudanya. Baginya syariat membaca basmallah setiap memulai sesuatu dan membaca alhamdulillah ketika menyudahinya sudah menjadi kebiasaan. Musafir itu pun naik kuda dengan membaca basmallah untuk menjalankannya. Tapi ajaib, kuda tersebut tidak mau berjalan. Dia kembali turun, dengan marah-marah ia protes kepada penjualnya. Akhirnya penjualnya menerangkan, bahwa untuk menjalankan dan memberhentikan kuda tersebut ada passwordnya. Kalau menjalankan bacalah ALHAMDULILLAH dan kalau menghentikan bacalah BISMILLAH. Musafir kembali menaiki kudanya, kemudian membaca Alhamdulillah, kudanya mulai berjalan. Dia senang dalam dan mengucap bersyukur alhamdulillah, sehingga kudanya makin kencang lajunya. Semakin banyak ia baca alhamdulillah kudanya makin kencang lajunya. Hingga akhirnya ia sadar di depannya ada jurang yang dalam. Dia panik dan lupa cara menghentikannya, kini keselamatannya terancam. Akhirnya dia ingat dan langsung membaca, BISMILLAH !!! Mendadak kuda berhenti tepat di bibir jurang.

Minggu, 12 Agustus 2012

ISLAM AGAMA TAUHID

QS Surah Al-Imran surat ke 3 ayat ke 19-20 yang artinya : Sesungguhnya Agama disisi Allah ialah Islam, tidakkah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab, kecuali setelah memperoleh ilmu karena kedengkian diantara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah maka sungguh Allah sangat cepat Perhitungan-Nya Kemudian jika mereka membantah engkau ( Muhammad) katakanlah “Aku berserah diri kepada Allah dan demikian pula orang-orang yg mengikutiku”, Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab dan kepada orang-orang yang buta huruf “sudahkan kamu masuk Islam?” jika mereka masuk Islam berarti mereka telah mendapat petunjuk tetapi jika mereka berpaling maka wajib/kewajibanmu hanyalah menyampaikan dan Allah maha melihat hamba-hambanya Bapak Ibu yang dirahmati Allah SWT Sebagai orang yang memeluk agama Islam kita tidak boleh berpuas diri dengan menyandang predikat seorang Muslim. Karena keislaman seseorang tidak cukup untuk dapat menurunkan pertolongan Allah dalam kehidupan kita di dunia ini. Keislaman juga belum tentu bisa menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Hanya orang-orang yang beriman sejati yang mendapatkan semua janji2Nya yaitu kebahagian dunia dan akhirat. Adapun kriteria atau ciri-ciri orang-orang beriman yang sering dipanggil Allah dengan mesra “…yaa ayyuhal ladzina aamanu…..” ? Allah yang Maha Pengasih telah menyebutkan di dalam Al Quran surat Al Anfal surat ke 8 ayat ke : 2-4 yang artinya Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. Bapak Ibu yang dirahmati Allah SWT : Dari Ayat diatas cukup jelas rasanya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang paling sempurna di sisi Allah Swt dan bahkan masih banyak lagi ayat-ayat lain di dalam Al-Quran tentang kebenaran Islam yang dapat kita pelajari. Untuk ini alangkah baiknya kita sebagai umat muslim menyadari kondisi diri kita saat ini dimana kita harus mengenal jati diri kita sebagai orang muslim. Apakah kita sudah pantas disebut seorang muslimin atau muslimat, apakah kita sudah berusaha semaksimalnya mejalankan perintahnya dan menjahui semua yg dilarang Allah SWT telah menurunkan kitab suci Al-Quran melalui rasulnya nabi besar Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia “Huzdalinaz” juga sebagai pembeda Alfur-qan, Al-Quran tidak cukup hanya dibaca karena Al-quran diturunkan bukan semata mata sebagai alat untuk mengumpulkan amal, tapi jelas sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di dalam kitab suci Al-quranlah semua yang diperintahkan dan semua yang dilarang oleh Allah SWT, dan kita umat muslim tidak perlu meragukan kebenarannya karena Al-Quan itu La-aroibafi tidak ragu-ragu. Bapak Ibu yg di rahmati Allah SWT, Kehidupan kaum muslim di Indonesia saat ini pada umumnya banyak dipengaruhi oleh sejarah masa lalu dan budaya tinggalan nenek moyang yang notabene banyak budaya yg tidak sesuai dengan tuntunan Al-Quran yang pada akhirnya lebih mengikuti budaya daripada akidah yang sebenarnya, dan di zaman sekarang ini ditambah orang lebih mudah dipengaruhi oleh berita-berita di Koran atau media lain dari pada Kitab suci Al-Quran, terbukti Koran menjadi satu kebutuhan setiap hari, sementara Al-Quran hanya dibaca ketika bulan ramadhan mulai tiba Bapak Ibu yg dirahnati Allah SWT Dalam Al-Quran surat Al-fatihah ayat ke enam berbunyi Ihdinas shitahal-mustaqim yg berarti tunjukkanlah kami kejalan yang lurus, dan jalan yang lurus tersebut adalah Al-Quran, ikutilah Al-Quran maka tidak akan tersesat Jadi tidak terlalu berlebihan rasanya jika dibulan ramadhan th 1433 hijriyah ini kita jadikan sebagai titik balik kita umat muslim untuk melakukan instrofeksi diri, mengenal diri kita yg sebenarnya kemudian melakukan evaluasi terhadap keIslaman kita yang selanjutnya melakukan perubahan secara menyeluruh untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dengan meningkatkan ibadah kita serta lebih meningkatkan mengkaji Al-Quran serta memperbaiki hubungan kita dengan sesama. Marilah kita masuk islam secara kafah karena Islam merupakan pilihan pedoman kita yg paling tepat untuk hidup di dunia dan di akherat, maka jangan setengah setengah, ambil segala resiko yang akan timbul sebagai konsekwensinya dengan berpedoman pada Al-Quran dan al hadist Semoga kita semakin istiqomah dan menjadi umat yang dikasihi oleh Allah SWT Demikan yang bisa saya sampaikan banyak kurangnya dari saya pribadi dan semua kebenaran datangya dari Allah SWT

Selasa, 13 Maret 2012

Mensyukuri Hidup

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, “Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?” Si supir menjawab, “Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai.” Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, “Bagaimana kamu bisa begitu yakin?” Supirnya menjawab, “Begini, Pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.”

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang.

Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi ‘kaya’ dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ‘kaya’. Orang yang ‘kaya’ bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, “Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.” Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.” Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, “Lulu, Lulu”. “Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, “Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.”



Kepandaian tiada berarti tanpa kepedulian,
Kesuksesan materi tiada berarti tanpa hati nurani.
Maju-mundurnya perusahaan ada di tangan anda sekalian.
Pengin naik gaji, bekerjalah dengan baik dan benar!


Salam Kerja Keras..!
Selalu Berfikir Positif..!!!
Sukses Untuk Anda