Cari Blog Ini

Sabtu, 11 April 2015

LOVE

Add caption
Kepada sahabat2ku yang ............MASIH SINGLE
Cinta ibarat kupu2. Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya. Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima. Jadi tenang2 saja, jangan ter-buru2 dan pilihlah yang terbaik.

Kepada sahabat2ku yang ............ RAGU -RAGU DENGAN PERNIKAHAN Cinta bukannya perkara menjadi "orang sempurna"-nya seseorang. Justru perkara menemukan seseorang yang bisa membantumu, menjadikan dirimu menjadi se-sempurnanya.

Kepada sahabat2ku yang ............TIPE PLAYBOY/PLAYGIRL
 Jangan katakan "Aku cinta padamu" bila kau tidak benar2 peduli. Jangan bicarakan soal perasaan2 bila itu tidak benar2 ada. Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkan hati. Jangan menatap ke dalam mata bila apa yang kau kerjakan cuma berbohong. Hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat sama sekali 'tuk menerimanya saat ia terjatuh........

Kepada sahabat2ku yang ............BERTUNANGAN
 Tolak ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan untuk berapa saling baiknya anda berdua. Kepada sahabat2ku yang ............PATAH HATI Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

Kepada sahabat2ku yang ............BELUM PERNAH JATUH CINTA
Bagaimana Kalau jatuh cinta: Mau jatuh jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan terlalu "ngotot", berbagilah dan jangan sekali2 tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap2lah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu itu.

Kepada sahabat2ku yang ............INGIN MENGUASAI
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia denganmu.

Kepada sahabat2ku yang ............TAKUT MENGAKUI
Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. Itu malah lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. Tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kau cintai samasekali tidak mengetahui perasaanmu [terhadapnya].

Kepada sahabat2ku yang ............MASIH BERTAHAN MENCINTAI SEORANG YANG SUDAH PERGI
Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta, hanya kemudian pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyiakan bertahun2 untuk seseorang yang tidak layak. Kalau sekarangpun ia sudah tak layak, 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak akan layak. Biarkan dia pergi, lupakan.......

mBELING

Puluhan tahun bangsa ini mengutamakan formalitas, bukan kualitas dan integritas. Berpuluh tahun para pemimpinnya mengedepankan identitas (citra, pamor diri, sertifikat, label) dan menindas pribadi-pribadi yang berkualitas dan berintegritas. Sertifikasi (identitas dalam standar formalitas) pun menjadi komoditas tersubur bagi pengelola bangsa yang benar-benar menjunjung tinggi martabat keculasan. Nyaris seluruh bentuk sertifikasi di Republik Munafik ini merupakan formalitas belaka, bukan menjadi bukti atas suatu nilai yang pantas diraih hingga tersurat dalam sebuah sertifikat. Sedangkan formalitas itu sendiri bukan suatu prosedur berkualitas-berintegritas, melainkan identik dengan selembar barcode alias bernilai uang.

Bisnis formalitas-sertifikat sangat marak sebab sebagian masyarakat masih mudah diperdaya oleh tipu-muslihat para birokrat mengenai betapa pentingnya selembar bukti formal. Bukti formal bisa mendongkrak sebuah citra. Sebuah citra dianggap merupakan cermin jati diri, termasuk gengsi diri. Dengan citra, harga diri bisa melambung. Dengan melambungnya harga diri, melambung pula harga dirinya secara finansial. Finansial merupakan jantung sebuah bisnis, termasuk bisnis formalitas. Oleh karenanya dalam bisnis formalitas, uang/pembayaran menjadi penentunya. Nilai atas uji kelayakan bisa dibeli, dan keluarlah sertifikatnya. Alangkah mudah memperoleh bukti formalitas jika memiliki modal finansial sesuai dengan nilai formalitas yang diinginkan. Sementara sebagian orang merasa jantungnya bisa berdetak dengan mantap jika citra dirinya dapat tertuang secara formal dalam lembar sertifikat. Arti Tidak heran jika Dengan harga tertentu, sebagian lainnya “membeli” sertifikat formalitas, bukan berupaya sebaik mungkin mendapatkan kelayakan. Kejujuran digempur, digusur, dianggurkan, dan digugurkan.

Keculasan diunggulkan, diagungkan, dan didayagunakan semaksimal mungkin. Kepintaran hanyalah untuk memperkuat kubu keculasan seolah cula bagi seekor badak. Kotbah-kotbah di mimbar agama yang sudah bertebaran di media massa tidak lebih dari upaya memanipulasi realitas! Anak-anak bangsa berebutan mendapatkan formalitas demi sebuah identitas yang sangat prestisiusitas. Untuk mendapatkan itu, anak-anak bangsa berani membelinya karena para pengelola bangsa memang membisniskannya. Kualitas dan integritas pun tidak menjadi penting dan berstandar tinggi. Kemudian, ketika sebagian anak-anak bangsa tersebut berhasil mendapatkannya, lantas meneruskan tradisi bisnis formalitas-identitas seperti yang diajarkan oleh para pendahulunya. Formalitas tidak akan pernah menghasilkan orang-orang cerdas-berkualitas-berintegritas, melainkan orang-orang beridentitas serba culas. Formalitas pun merupakan komoditas yang tiada pernah terbatas pada waktu tertentu; mengalir deras dalam kepentingan orang-orang culas.

Dan orang-orang culas inilah yang mengelola bangsa ini, dan melestarikan formalitas sebagai sebuah komoditas yang lebih menggiurkan daripada minyak dan gas. Begitulah realitas di bangsa ini. Keculasan menjadi suatu karakter yang utama; keculasan menjadi bagian dari martabat. Semakin culas, semakin bermartabat. Tidak culas, tidaklah berguna bahkan membahayakan identitas orang-orang culas. Ya, kesannya, bangsa ini membutuhkan banyak sekali orang pintar, bukan orang jujur. Mudah-mudahan tulisan mbeling ini salah besar.